Jumat, 20 Maret 2009
Perawatan Transmisi Mobil Otomatis
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis Honda Jazz ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ”Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia. Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda gila”.
Kesan bahwa transmisi Mobil Honda CRV otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan Honda CRV dan Honda Jazz diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya. “Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,” jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.
Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan. “Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut yang akan rusak,” jelas Agus.
Tergantung Pemakaian
Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih. Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang. Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4. Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5 percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan. “Mobil tidak akan jalan ketika di starter,” ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)
http://www.gudangmobil.com/
Siapa Bilang Transmisi Otomatis Sulit Dirawat
Sekarang anggapan tersebut mulai pupus. Mobil bertransmisi otomatis mulai mendapat tempat di hati pembeli. Malah, sekarang banyak mobil yang transmisinya diganti menjadi otomatis. Bila sudah biasa, macet bukan lagi masalah. Tinggal gas dan rem.
Pupusnya anggapan buruk transmisi otomatis juga disebabkan pengembangan teknologi yang makin baik dari produsen mobil itu sendiri. Hampir tiap merek kendaraan mengeluarkan tipe transmisi otomatis ini. Unit yang dicoba SH menggunakan mobil KIA Rio Hatchback A/T pada KIA Test Drive Agustus 2001 yang berlangsung pekan lalu.
Terakhir, Audi malah memperkenalkan transmisi otomatis dengan sebutan Multitronik di New A4-nya, transmisi yang lebih canggih dari transmisi otomatis biasa. Multitronik diklaim bisa melakukan perpindahan gigi sangat halus, layaknya transmisi skubek dari Cina.
Enam Posisi
Umumnya, transmisi otomatis terdiri dari enam posisi, yaitu posisi P (Park), R (Reverse), N (Neutral), D (Drive), 2 (Second), dan posisi L (Low). Tuas berada di P, berarti digunakan saat parkir dan saat menghidupkan mesin. Pada posisi P ini roda dalam keadaan terkunci sehingga mobil tidak dapat ditarik atau didorong.
Posisi R digunakan saat kendaraan akan mundur. Sebelum memindahkan ke atau dari posisi R ini, kendaraan harus dalam kondisi berhenti, untuk mencegah kerusakan pada transmisi.
Posisi N berarti membebaskan hubungan dengan mesin. Digunakan saat akan menghidupkan mesin atau saat berhenti lama. Gunakan rem tangan pada posisi ini. Walaupun kondisi telah bebas dari mesin, sebaiknya gunakan posisi P saat menghidupkan mesin.
Posisi D digunakan ketika berkendaraan di dalam kota dan kondisi jalan datar. Gigi akan berpindah secara otomatis dari gigi satu sampai empat. Untuk posisi 2 dan L, penggunaannya lebih diperuntukkan di jalan menurun dan menanjak. Posisi akan berpindah sebatas gigi satu dan dua saja (posisi 2), sedangkan untuk posisi L khusus di tanjakan dan turunan curam.
Tapi pada posisi D, jangan terlalu lama menekan rem, yang biasanya dilakukan pengendara dalam keadaan macet dengan waktu agak lama. Kembalikan ke posisi N disertai tarikan tuas pemindah gigi dan kaki menginjak pedal rem.
Tapi sebelum berkendara sebaiknya karakter transmisi otomatis harus dikenali. Dengan memahami karakter otomatis ini, kenyamanan akan benar-benar terasa.
Umpamanya, dalam keadaan macet bila biasanya kita harus memainkan pedal gas, rem dan kopling sekaligus, maka untuk transmisi otomatis tidak perlu kita menginjak pedal kopling terus- menerus. Cukup dengan melepaskan injakan kaki pada pedal rem, mobil secara perlahan akan maju sendiri dan merayap di kemacetan.
Akselerasi
Akselerasi transmisi otomatis biasanya terasa berat serta memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai kecepatan, tidak seperti manual. Kelemahan akselerasi ini akan makin terasa di jalan menanjak. Sehingga para penggemar kecepatan cenderung antipati dengan transmisi otomatis.
Tapi itu dulu, sekarang akselerasi otomatis tidak terlalu ketinggalan dibandingkan manual. Untuk menutupi kelemahan tersebut, hanya perlu memindahkan gigi pada posisi 2, otomatis perpindahan gigi hanya pada gigi satu dan dua saja. Tapi perlu diingat untuk memindahkan ke gigi yang lebih rendah, ke posisi 2 atau L, harus menekan tombol pemindah tuas di gagang transmisi.
Untuk berakselerasi, cukup lakukan sentakan pada pedal gas. Posisi gigi otomatis akan pindah ke posisi yang lebih rendah. Hal ini akan menyebabkan putaran mesin meningkat tajam, mobil pun segera melesat. Sentakan (kick down) ini sangat berguna untuk mendahului kendaraan lain.
Bila dirasa suara mesin sudah meraung, dan jalan memungkinkan untuk menambah kecepatan yang lebih tinggi lagi, pindahkan segera ke posisi D tanpa menekan pemindah tuas.
Bila sempat berhenti di tanjakan, pindahkan segera ke posisi L dengan menekan tombol pemindah tuas. Segera pindahkan ke posisi yang lebih tinggi (posisi 2), tanpa perlu menekan tombol pemindah tuas bila dirasakan tenaga masih memadai untuk dipindahkan ke posisi 2.
Perlu Memahami
Menurut Pyo Chang Gong, Deputy GM Service PT KIA Mobil Indonesia, tiap orang memiliki rasa sensitifitas yang berbeda meski memiliki mobil sama. “Tingkat pemahaman tiap orang berbeda. Jadi kalau mau menilai suatu mobil, kita harus paham dulu karakter kendaraan yang akan dicoba,” kata Pyo dalam bahasa Indonesia yang cukup lancar.
Pyo yang berpengalaman lima tahun sebagai tester menilai banyak orang yang cuma sekadar tahu cara menggunakan transmisi otomatis tapi tidak memahaminya.
Padahal jika penggunaan transmisi otomatis ini diketahui dengan baik, gejala entakan tiap gigi berpindah akan terasa halus. “Caranya, tiap kali akan memindahkan gigi, lepaskan injakan dari pedal gas,” ujar Pyo.
Bila pada posisi D, dan ingin mendahului kendaraan lain, dapat juga menekan tombol Over Drive sebagai alternatif melakukan kick down. Cirinya, bila tombol OD ditekan maka lampu OD off akan menyala. Pada posisi ini gigi akan berpindah hanya dari gigi satu sampai gigi tiga saja.
Tombol OD off ini juga berguna untuk membantu pengereman saat jalan menurun atau berakselerasi. Pada sebagian kendaraan lain, ada tombol Hold Mode yang bila difungsikan maka gigi secara otomatis hanya akan berpindah dari gigi dua dan tiga saja. Sehingga start akan mulai dari posisi 2.
Jika ingin merasakan karakter sport dari transmisi otomatis maka perhatikan tombol Power Mode. Tombol ini hanya berfungsi pada posisi D. Akselerasi akan meningkat karena gigi berubah pada putaran mesin yang lebih tinggi. Namun konsumsi bahan bakar juga akan naik.
Selasa, 10 Maret 2009
Merawat Mesin Diesel
(Istimewa)
SELAIN ekonomis, mobil bermesin diesel juga dikenal bandel dan tahan banjir. Apalagi pemilik mobil di daerah seperti Jakarta yang kerap kali tergenang. Tentu saja ketahanan ini berbeda dengan mesin bensin yang rentan terganggu pada sistem pengapian.
Karena itulah, kini pemakaian mesin diesel mulai marak. Namun kadang masih saja ada anggapan yang mengalir bahwa mobil bermesin diesel itu rumit dalam perawatan. Padahal mesin diesel bila dipergunakan untuk jarak jauh, semakin panas semakin bagus..
Ada beberapa kiat untuk menjaga mesin diesel aman melaju. Memang mesin penting, tetapi yang teramat penting adalah orang yang membuat, memelihara dan menjalankannya.
Berikut kiat pemakaian dan perawatan bagi pemilik kendaraan bermesin diesel :
1. Pemakai mobil diesel jangan terburu menjalankan mesin diesel sebelum dilakukan pemanasan. Mesin diesel harus dipanasi sedikitnya lima menit.
2. Yang paling utama adalah jangan sampai tangki solar kosong. Disarankan saat tangki berisi 1/3 dari kapasitas, harus segera diisi kembali. Jika tangki kehabisan solar, pemakai harus memompa injection pump karena sifat solar tidak menguap.
3. Bila terjadi kerusakan parah pada injection pump, sebaiknya langsung dibawa ke
bengkel, jangan melalui montir sembarangan. Perbaikan harus dilakukan di bengkel khusus
mesin diesel.
4. Filter udara harus rajin dibersihkan minimal setiap 20 km. Sebab debu adalah musuh
utama dari mesin diesel. Debu yang masuk ke ruang mesin mempercepat keausan pada ruang bakar karena debu akan menjadi bahan pengasah antara selinder dengan ring
piston.
5. Selain filter udara, filter solar juga harus diperhatikan kebersihannya. Bila
rusak harus segera diganti. Jangan ditunda-tunda, harus terbebas dari sampah supaya tidak terjadi penyumbatan.
6. Disamping setiap pagi harus membuang air dari saringan solar maka scara rutin dianjurkan membersihkan saringan solar dan diganti setelah menempuh 16.000 km.
7. Terakhir, Baterey (Accu), kabel- kabel dan busi. Meski mesin disel bisa dihidupkan
tanpa ketiga bagian ini, yakni dengan cara ditarik mobil lain namun hal itu tentu
tidak dilakukan setiap hari. Akan terasa aneh, setiap hari harus ditarik baru mesinnya
hidup.[O1]
Tips Membersihkan Noda Jok Mobil
Ada beberapa alat yang dapat digunakan dan dapat diperoleh dari sekitar rumah, yaitu sikat besar, sikat gigi, kain serbet, kain putih, sprayer, air berisi sabun deterjen, dan terakhir vacuum-cleaner. Kemudian perhatikan tipe jok mobil Anda, ada dua bahan : kulit dan kain, yang masing-masing memerlukan penanganan berbeda. Untuk jok kain, yang perlu dicermati adalah sifatnya yang cepat menyerap air/merembes, sehingga perlu penanganan yang cepat. Sementara untuk yang jenis kulit akan lebih mudah, mengingat sifatnya yang lambat menyerap air. Selain itu, sebagai pencegahan kejadian serupa terulang di kemudian hari, ada baiknya bila jok dilapisi oleh cover setiap kali mengajak buah hati.Tips membersikan jok mobil dari noda susu :
1. Bersihkan jok denga mesin penyedot debu.
2. Seprotkan deterjen ke jok mobil.
3. Sikat jok mobil sampai noda hilang.
4. Keringkan dengan menggunakan penyedot debu.
5. Semprotkan pengharum mobil.
6. Gunakan penutup jok untuk menghindari jok mobil dari noda.
Jumat, 06 Maret 2009
JENIS-JENIS REM
1. Tipe Leading Trailing
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan satu piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus daripad trailing shoe.
2. Tipe Two Leading
Tipe ini memiliki 2 wheel silinder yang masing-masing memiliki 2 piston. Dengan tipe ini daya pengereman tinggi Karen saat kendaraan maju sepatu rem menjadi leading shoe. Di sisi lain saat mundur sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kecil.
3. Tipe Dual Two Leading
Tipe ini mempunyai 2 silinder roda, yang masing-masing memiliki 2 piston, dan menghasilkan efek pengereman yang bagus saat maju maupun mundur.
4. Tipe Uni-Servo
Tipe ini memiliki 1 silinder roda dengan 1 piston.Pada saat kendaraan maju daya pengeremannya tinggi, tetapi saat mundur daya pengeremannya kecil karena sepatu rem menjadi trailing.
5. Tipe Duo-Servo
Tipe ini lebih baik dari tipe uni-servo yang memiliki 2 wheel cilynder dengan 2 piston. Daya pengereman tetap baik tidak terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.