Jumat, 20 Maret 2009

Siapa Bilang Transmisi Otomatis Sulit Dirawat

JAKARTA – Transmisi otomatis yang dahulu dijauhi, sekarang makin digemari. Transmisi yang sengaja dibuat untuk kenyamanan pengendara kini tak lagi menyandang mitos buruk. Dulu orang beranggapan bahwa transmisi otomatis sulit dirawat dan bila sudah rusak, biaya yang dikeluarkan bisa menguras kantong.
Sekarang anggapan tersebut mulai pupus. Mobil bertransmisi otomatis mulai mendapat tempat di hati pembeli. Malah, sekarang banyak mobil yang transmisinya diganti menjadi otomatis. Bila sudah biasa, macet bukan lagi masalah. Tinggal gas dan rem.
Pupusnya anggapan buruk transmisi otomatis juga disebabkan pengembangan teknologi yang makin baik dari produsen mobil itu sendiri. Hampir tiap merek kendaraan mengeluarkan tipe transmisi otomatis ini. Unit yang dicoba SH menggunakan mobil KIA Rio Hatchback A/T pada KIA Test Drive Agustus 2001 yang berlangsung pekan lalu.
Terakhir, Audi malah memperkenalkan transmisi otomatis dengan sebutan Multitronik di New A4-nya, transmisi yang lebih canggih dari transmisi otomatis biasa. Multitronik diklaim bisa melakukan perpindahan gigi sangat halus, layaknya transmisi skubek dari Cina.
Enam Posisi
Umumnya, transmisi otomatis terdiri dari enam posisi, yaitu posisi P (Park), R (Reverse), N (Neutral), D (Drive), 2 (Second), dan posisi L (Low). Tuas berada di P, berarti digunakan saat parkir dan saat menghidupkan mesin. Pada posisi P ini roda dalam keadaan terkunci sehingga mobil tidak dapat ditarik atau didorong.
Posisi R digunakan saat kendaraan akan mundur. Sebelum memindahkan ke atau dari posisi R ini, kendaraan harus dalam kondisi berhenti, untuk mencegah kerusakan pada transmisi.
Posisi N berarti membebaskan hubungan dengan mesin. Digunakan saat akan menghidupkan mesin atau saat berhenti lama. Gunakan rem tangan pada posisi ini. Walaupun kondisi telah bebas dari mesin, sebaiknya gunakan posisi P saat menghidupkan mesin.
Posisi D digunakan ketika berkendaraan di dalam kota dan kondisi jalan datar. Gigi akan berpindah secara otomatis dari gigi satu sampai empat. Untuk posisi 2 dan L, penggunaannya lebih diperuntukkan di jalan menurun dan menanjak. Posisi akan berpindah sebatas gigi satu dan dua saja (posisi 2), sedangkan untuk posisi L khusus di tanjakan dan turunan curam.
Tapi pada posisi D, jangan terlalu lama menekan rem, yang biasanya dilakukan pengendara dalam keadaan macet dengan waktu agak lama. Kembalikan ke posisi N disertai tarikan tuas pemindah gigi dan kaki menginjak pedal rem.
Tapi sebelum berkendara sebaiknya karakter transmisi otomatis harus dikenali. Dengan memahami karakter otomatis ini, kenyamanan akan benar-benar terasa.
Umpamanya, dalam keadaan macet bila biasanya kita harus memainkan pedal gas, rem dan kopling sekaligus, maka untuk transmisi otomatis tidak perlu kita menginjak pedal kopling terus- menerus. Cukup dengan melepaskan injakan kaki pada pedal rem, mobil secara perlahan akan maju sendiri dan merayap di kemacetan.
Akselerasi
Akselerasi transmisi otomatis biasanya terasa berat serta memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai kecepatan, tidak seperti manual. Kelemahan akselerasi ini akan makin terasa di jalan menanjak. Sehingga para penggemar kecepatan cenderung antipati dengan transmisi otomatis.
Tapi itu dulu, sekarang akselerasi otomatis tidak terlalu ketinggalan dibandingkan manual. Untuk menutupi kelemahan tersebut, hanya perlu memindahkan gigi pada posisi 2, otomatis perpindahan gigi hanya pada gigi satu dan dua saja. Tapi perlu diingat untuk memindahkan ke gigi yang lebih rendah, ke posisi 2 atau L, harus menekan tombol pemindah tuas di gagang transmisi.
Untuk berakselerasi, cukup lakukan sentakan pada pedal gas. Posisi gigi otomatis akan pindah ke posisi yang lebih rendah. Hal ini akan menyebabkan putaran mesin meningkat tajam, mobil pun segera melesat. Sentakan (kick down) ini sangat berguna untuk mendahului kendaraan lain.
Bila dirasa suara mesin sudah meraung, dan jalan memungkinkan untuk menambah kecepatan yang lebih tinggi lagi, pindahkan segera ke posisi D tanpa menekan pemindah tuas.
Bila sempat berhenti di tanjakan, pindahkan segera ke posisi L dengan menekan tombol pemindah tuas. Segera pindahkan ke posisi yang lebih tinggi (posisi 2), tanpa perlu menekan tombol pemindah tuas bila dirasakan tenaga masih memadai untuk dipindahkan ke posisi 2.
Perlu Memahami
Menurut Pyo Chang Gong, Deputy GM Service PT KIA Mobil Indonesia, tiap orang memiliki rasa sensitifitas yang berbeda meski memiliki mobil sama. “Tingkat pemahaman tiap orang berbeda. Jadi kalau mau menilai suatu mobil, kita harus paham dulu karakter kendaraan yang akan dicoba,” kata Pyo dalam bahasa Indonesia yang cukup lancar.
Pyo yang berpengalaman lima tahun sebagai tester menilai banyak orang yang cuma sekadar tahu cara menggunakan transmisi otomatis tapi tidak memahaminya.
Padahal jika penggunaan transmisi otomatis ini diketahui dengan baik, gejala entakan tiap gigi berpindah akan terasa halus. “Caranya, tiap kali akan memindahkan gigi, lepaskan injakan dari pedal gas,” ujar Pyo.
Bila pada posisi D, dan ingin mendahului kendaraan lain, dapat juga menekan tombol Over Drive sebagai alternatif melakukan kick down. Cirinya, bila tombol OD ditekan maka lampu OD off akan menyala. Pada posisi ini gigi akan berpindah hanya dari gigi satu sampai gigi tiga saja.
Tombol OD off ini juga berguna untuk membantu pengereman saat jalan menurun atau berakselerasi. Pada sebagian kendaraan lain, ada tombol Hold Mode yang bila difungsikan maka gigi secara otomatis hanya akan berpindah dari gigi dua dan tiga saja. Sehingga start akan mulai dari posisi 2.
Jika ingin merasakan karakter sport dari transmisi otomatis maka perhatikan tombol Power Mode. Tombol ini hanya berfungsi pada posisi D. Akselerasi akan meningkat karena gigi berubah pada putaran mesin yang lebih tinggi. Namun konsumsi bahan bakar juga akan naik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut